Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai

INKARNASI MENURUT ATHANASIUS

Kamis, 09 Februari 2023

1. Manusia telah jatuh ke dalam dosa. Athanasius menjelaskan bahwa kejatuhan manusia kedalam dosa membuat manusia memiliki jarak kepada Allah. Tetapi dijelaskan kembali bahwa ternyata Allah berinisiatif mengutus anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Jadi, pada esensi kejatuhan manusia membuat inkarnasi menjadi salah satu cara untuk dapat menerima anugerah Allah.

2. Tuhan menciptakan segala sesuatu ada tujuannya. Satu kesatuan yang dikerjakan berkolaborasi dengan Tuhan. Tujuan itu ditentukan bukan dari objek melainkan dari subjek. Pada penjelasan ini Tuhan adalah subjek sedangkan Objek adalah segala sesuatu yang ada di bumi. Plato percaya bahwa Allah yang menciptakan dunia ini tanpa ada permulaan yakni adanya materi. Menurutnya lagi ide itu kekal itu. Idenya itu sudah ada tinggal Allah sendiri yang mengambil lalu meletakkannya. Athanasius menentang pendapat Plato bahwa yang mengatakan bahwa pemikiran yang sudah ada itu menunjukan sisi titik kelemahan Allah. Tidak ada materi maka Allah tidak menciptakan. Athanasius menjelaskan bahwa bagaimana mungkin ciptaan itu tidak bergantung kepada pencipta nya yakni Allah. Sedangkan Allah sendirilah yang menciptakan mereka (manusia). Oleh sebab itu, ini membuat manusia bergantung kepada sang pencipta-Nya.

Pandangan-pandangan yang keliru tentang Penciptaan ditolak. (1) Epikurean (penciptaan secara kebetulan). Tetapi keanekaragaman tubuh dan bagian-bagiannya menunjukkan adanya intelek yang menciptakan. (2.) Platonis (materi yang sudah ada sebelumnya.) Tetapi hal ini membuat Allah tunduk pada keterbatasan manusia, membuat-Nya bukan pencipta tetapi seorang mekanik. (3) Gnostik (Demiurge yang asing). Ditolak dari Kitab Suci.

3. Pemahaman  tentang  penciptaan  manusia  menurut  gambar  dan  rupa  Allah  adalah  hal yang  penting,  karena  berdasarkan  pemahaman  tersebut,  manusia  akan  menempatkan  diri secara  benar  sebagai  makhluk  yang  diciptakan  dan  akan  menghormati  Penciptanya  sebagai Oknum  yang  berkuasa  penuh  di  dalam  hidupnya.    Kesalahan  pengertian  terhadap  konsep penciptaan  manusia,  maka  manusia  akan  menjadikan  dirinya  sebagai  allah  terhadap  dirinya sendiri dan segala sesuatu yang berada di sekitarnya. Penciptaan  manusia  dalam  kitab  Kejadian  pasal  1  bahwa  Allah  menciptakan  manusia seturut gambar dan rupa Allah menjadikan manusia berbeda dengan ciptaan lainnya yang ada di  taman  Eden.  Allah memiliki  tujuan  menciptakan  manusia  dan  tujuan  itu  sudah  diketahui oleh  banyak  orang. Karena Allah itu baik, atau lebih tepatnya adalah sumber kebaikan: dan tidak mungkin seorang yang baik itu tidak memiliki apa-apa: oleh karena itu, dengan tidak mengindahkan keberadaan siapa pun, Ia telah menjadikan segala sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada melalui Firman-Nya sendiri, Yesus Kristus Tuhan kita.

LAPORAN ARTIKEL WORDPRESS

  1. St. Apolonia Dari Aleksandria

Apolonia disebut Santa karena dia adalah seorang martir menjadi perawan yang setia. Pada masa tahun 249. Menanti Tuhan adalah menanti kedatangnya yang pada hakikatnya kita tidak tahu, oleh karena itu kita diajarkan untuk mempersiapkan diri dengan berjaga-jaga. Berjaga-jaga juga tidak cukup sembari dari itu terus berdoa dan meminta Tuhan terus menolong. 

  1. Martir Ennatha, Valentina dan Paula dari Palestina

Pelajaran yang dapat kita teladani dari kisah kehidupan Martir Ennatha adalah yakni keberanianya untuk tetap setia kepada Tuhan sampai akhir hidupnya, dimana dia melalui penolakannya untuk berpindah percaya kepada Tuhan membuat dia lebih taat kepada dan setia kepada Tuhan. 

  1. St. George, Martir Baru Dari Sofia

Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah ini adalah ternyata di dalam kehidupan St. George terpancar kuasa Allah dimana dengan berani dan teguh St. George mengakui imannya kepada Tuhan Yesus Kristus, dan mencela kesalahan-kesalahan Islam. Gubernur yang marah memberikan perintah untuk memukuli St. George dengan tongkat, tetapi orang kudus itu tetap teguh dalam pengakuan imannya kepada Kristus.

  1. Minggu Anak yang Hilang 

Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini adalah bahwa ternyata kisah ini Ini berbicara tentang kedamaian dan kepuasan kita di dalam rumah Bapa surgawi, tentang keterpisahan kita yang konyol dari perwalian Bapa menuju kebebasan yang tak terkendali, tentang kekayaan warisan yang diberikan kepada kita terlepas dari ketidaktaatan kita, tentang pemborosan warisan untuk segala macam dosa, dan tentang kemiskinan kita sebagai akibat dosa dan pemborosan kita. Ternyata hidup diluar Bapa tidak akan menjamin hidup dapat baik-baik sebab diluar dari Bapa tidak ada kehidupan yang sejati semua akan kembali kepada Sang Bapa. 

  1. St. Eulogius, Patriark Aleksandria

St. Eulogius adalah Santo yang melayani selama dua puluh tujuh tahun. Sepanjang hidupnya, santo ini berjuang dengan penuh semangat melawan ajaran sesat. Dia juga seorang teman St. Gregorius Dialogues (12 Maret), dan beberapa korespondensi mereka telah dilestarikan. Pelajaran yang dapat kita ambil adalah berani menolak yang salah. Keberanian yang seperti ini patut diapresiasikan karena pada dasarnya tidak semua orang dapat mengumandangkan kebenaran. 

  1. St. Maron, Pertapa Dari Suriah

Terkadang manusia lupa akan tujuan hidupnya. Lupa diri siapa yang telah menciptakannya. Sehingga terkadang tidak mampu mengarahkan kehidupannya dengan jelas. St. Maron adalah pertapa yang sudah memberikan teladan bagi kita. Dia sudah menunjukan bahwa tidak semua manusia tidak mampu memprioritaskan diri kepada Tuhan. Dirinya menunjukkan bahwa ciptaan Tuhan dapat menghabiskan hampir seluruh waktunya di bawah langit terbuka untuk berdoa, berjaga-jaga, melakukan pertapaan dan berpuasa dengan ketat. Ia memperoleh karunia dari Tuhan untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan. Itulah teladan hidup dari St. Maron. 

  1. St. Eufrosune Dari Aleksandria

Santa Eufrosunē dan ayahnya juga diperingati pada tanggal 25 September. Dia adalah Wanita yang bersikeras masuk ke dalam biara dengan mengubah penampilannya menjadi laki-laki. Di sana, di sebuah sel yang sunyi, St. Eufrosunē menghabiskan 38 tahun dalam upaya spiritual, berpuasa dan berdoa, dan dengan demikian mencapai tingkat pencapaian spiritual yang tinggi. Pelajaran yang dapat diambil bahwa St. Eufrosunē mengingatkan kita bahwa kita harus meninggalkan “hawa nafsu duniawi dan hidup dengan tenang, jujur dan saleh”. 

Iklan

Diterbitkan oleh windadianhartatizebua

Cari tahu

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: