Point 14
Allah adalah pelukis yang sejati, ketika lukisannya rusak maka hanya Allah sendirilah yang bisa memperbaiki kembali. Demikian juga dengan kehidupan manusia saat ini. Jika manusia rusak maka hanya Allah yang bisa memulihkan kembali. Allah Bapa mengutus Anaknya untuk datang kedunia dengan tujuan supaya setiap manusia yang sudah rusak secara batiniah maupun rohaniah dapat terpulihkan kembali. Menurut St. Athanasius bahwa kedatangan Anak Allah ke dunia merupakan cara untuk dapat memperbaiki manusia sepenuhnya. Oleh sebab itu inkarnasi ini adalah bentuk dari cara Allah untuk memperbaiki kembali rupa dari pada manusia yang telah rusak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
- Inkarnasi menjadi jalan satu-satunya cara mengembalikan kerusakan dalam diri manusia
- Kajtuhaun manusia ke dalam dosa membuat inkarnasi Allah menjadi terjadi
- Pada hakikatnya manusia tidak bisa menyelamatkan manusia itu sendiri kecuali pencipta-Nya
Point 15
Kristus menyatakan dirinya sebagai tokoh utama yang dapat dilihat manusia sebagai penyelamat. Inkarnasi manusia membuat cerita2 takhayul itu dapat disingkirkan dengan kedatangan Kristus yang sempurna. Tuhan mengatasi alam, manusia, orang mati, dan lain sebagainya. yang disembah manusia bukan ciptaan nya melainkan pencipta.
- Seorang guru akan peduli kepada dunia, walaupun dunia tidak mengenal Allah. kehendaknya akan membuat dirinya atau ini alasannya mengapa Sang Anak turun menjadi manusia, tujuannya untuk bisa mengajar dan memberikan pemahaman kepada manusia secara langsung.
- Manusia yang berdosa tidak akan mengenal Allah secara sempurna, namun Allah hadir dan bertemu secara langsung dengan datang kepada manusia melalui inkarnasinya artinya mengambil kodrat manusia.
- Firman ALlah menjadi manusia, tujuannya supaya manusia kembali kepada Allah. semua yang ada di dunia kecuali di luar Tuhan tidak bisa menyamakan kemahakuasaan Allah yang sempurna.
Point 16.
- Inkarnasi itu mengambil tubuh manusia, mempersatukan diri-Nya dengan manusia dan memfokuskan dirinya semua kepada hal yang diinginkan Tuhan. kasih Allah di tujuannya mempersembahkan dirinya
- Allah bisa mati sebagai manusia. Allah menjadi manusia agar lebih dekat kepada ciptaannya. Demikian juga dengan kedua supaya manusia dapat mengenal Allah lewat indra kita.
Point 17
Dia yang tidak terbatas tetapi pada saat dia menjadi manusia yang terbatas maka dirinya tidak terbatas, inkarnasi di satu sisi dibatasi oleh tubuh namun sebagai Allah dia dapat mengatasi keterbatasan di dalam tubuh tersebut. Kristus berbeda dengan manusia apa yang dipikirkan manusia tidak akan terwujud dengan seketika namun Allah mampu. keberadaan Tuhan di dalam tubuh tidak akan membatasi dirinya diri-Nya tetap berada didalam Bapa. waktu Allah didalam Tubuh, dirinya yang Allah tidak akan sirna. tubuh manusia yang dipakainya dikuduskan oleh dirinya. Tubuh yang kudus inilah yang disebut tubuh yang sudah terbebas dari dosa. ketika Allah menjadi manusia dirinya tetap menjadi ALlah yang bekerja semestinya. Pemikiran terhadap inkarnasi tidak akan membuat tubuh yang pakai akan membatasi diri-Nya untuk dapat melakukan apapun.
Point 18.
Satu hal yang pasti bahwa Allah adalah pencipta Manusia. Namun manusia kadang kali meragukan kuasa Allah. Oleh sebab itu kadangkala manusia tidak mengikuti perintah-Nya. Lalu yang terjadi manusia menjadi membuat sesuka hati dan tidak mengikuti perintah Tuhan.oleh karena itu, akhirnya inkarnasi Allah yang bertindak di dalam ketidak patuhan manusia didalam Tuhan.
- Inkarnasi menyelamatkan tubuh yang berbuat dosa, jadi Yesus Kristus menyerahkan tubuhnya untuk disalibkan sebagai ganti bahwa diri-Nya siap menebus manusia.
- Apa yang dilakukan Anak maka itu yang diharapkan Bapa dari surga. Pengharapan Bapa terhadap manusia tersampaikan kepada anak melalui inkarnasi ini.
- Allah yang terbatas yang tidak dilihat oleh manusia dapat dirasakan melalui karya terhadap dunia melalui karya keselamatan yakni berkorban bagi manusia disalibkan dan bangkita pada hari ketiga itulah bukti bahwa Allah ada.
Point 19.
Inkarnasi membuat manusia sadar bahwa mereka tidak dapat diselamatkan oleh alam melainkan dari pengorbanan Allah sebagai juruselamat manusia yang sempurna.
Point 20.
Allah yang sejati, Allah yang sempurna, bersedia mengambil rupa hina menjadi manusia untuk memperbaiki manusia yang talh rusak. Maka, tidak ada yang dapat memberikan kebakaan, kecuali Dia yang telah menciptakan, ada yang dapat mengembalikan keserupaan dengan Allah, kecuali Gambar-Nya sendiri, tidak ada yang menghidupkan, kecuali Kehidupan, tidak ada yang mengajar, kecuali Firman. Dan Dia, untuk membayar hutang kematian kita, juga harus mati untuk kita, dan bangkit kembali sebagai buah sulung kita dari kubur. Oleh karena itu Tubuh-Nya harus fana.
Point 21.
- Inkarnasi Kristus menjadi sempurna ketika diri-Nya bangkit kembali
- Inkarnasi tidak mati secara terhormat karena Allah akan menunjukan bahwa dirinya harus menunjukan kematian itu di tangan orang lain sebagai bukti bahwa dirinya bukan sembarangan yang seperti apa dipikirkan oleh manusia.
Point 22.
Inkarnasi Kristus menunjukan bahwa diri-Nya taat sampai mati.
- Kristus tidak ingin menjatuhkan kematian ke atas diri-Nya sendiri, tetapi Ia juga tidak menghindarinya.
- Dirinya datang untuk menerima kematian sebagai hak orang lain, oleh karena itu kematian harus datang kepada-Nya dari luar.
- Melalui kematian-Nya haruslah pasti, untuk menjamin kebenaran kebangkitan-Nya. Juga, Ia tidak mungkin mati karena kelemahan, supaya Ia tidak diolok-olok dalam kesembuhan-Nya untuk orang lain.
Point 23.
Inkarnasi menunjukan kemenangan. Mengapa? Karena Kristus bangkit dari kematian dan sudah menunjukan kepada manusia bahwa dirinya berhasil mengalahkan dosa, kematian dan maut. Berarti Kristus berhasil dari ke-3 hal ini. Penyiksaan, kematian dan kebangkitan bentuk dari bukti sebagai bukti real jika Kristus benar-benar melakukan-Nya.
Point 24.
Inkarnasi menunjukan bahwa Kristus adalah penakluk dunia. Tuhan dan Juruselamat kita, yaitu Kristus, tidak merancang kematian bagi tubuh-Nya sendiri, supaya tidak terlihat takut akan kematian yang lain, tetapi Ia menerima di atas kayu salib, dan menanggung kematian yang ditimpakan oleh orang lain, dan terutama oleh musuh-musuhNya, yang mereka anggap mengerikan dan memalukan, dan yang tidak perlu dihadapi, supaya dengan demikian, Ia sendiri dapat dipercayai sebagai Kehidupan, dan kuasa maut dapat dimusnahkan.
Point 25.
Athanasius mengapa cara Salib dari semua cara kematian? Sebab
- Ia harus menanggung kutuk bagi kita.
- Di atasnya Ia mengulurkan tangan-Nya untuk mempersatukan semua
orang, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, di dalam diri-Nya. - Ia mengalahkan penguasa atas kuasa-kuasa di udara di wilayah-Nya sendiri, membuka jalan menuju surga dan membukakan bagi kita pintu-pintu yang kekal.
Point 26.
Athanasius menjelaskan alasan-alasan kebangkitan-Nya pada Hari Ketiga. (1) Tidak
lebih cepat karena jika tidak, kematian-Nya yang sesungguhnya akan disangkal, dan (2) tidak
lebih lambat; untuk:
- menjaga identitas tubuh-Nya,
- Tidak membuat para murid-Nya terlalu lama berada dalam ketegangan,
- Menunggu sampai saksi-saksi kematian-Nya tersebar, atau ingatan mereka memudar.
Point 27.
Karena maut telah dihancurkan, dan Salib telah menjadi kemenangan atasnya, dan bahwa maut tidak lagi berkuasa, tetapi benar-benar telah mati, ini bukanlah bukti kecil, atau lebih tepatnya bukti yang nyata, bahwa maut telah dihina oleh semua murid Kristus, dan bahwa mereka semua bersikap agresif terhadapnya dan tidak lagi takut kepadanya, tetapi dengan tanda Salib dan iman kepada Kristus, maut telah diremehkan sebagai sesuatu yang telah mati.
Point 28.
Inkarnasi menunjukan bahwa Kristus harus mati dikayu salib, sehingga ini dasarnya manusia takut akan kematian dan akan pembubaran tubuh, tetapi ada fakta yang sangat mengejutkan, yaitu bahwa orang yang sudah menaruh kepercayaan pada Salib bahkan meremehkan hal yang secara alamiah ditakuti, dan karena Kristus tidak takut akan kematian.
Point 29.
Jika dengan tanda Salib, dan dengan iman kepada Kristus, maut telah diinjak injak, maka haruslah terbukti di hadapan pengadilan kebenaran bahwa tidak lain dan tidak bukan adalah Kristus sendiri yang telah menunjukkan piala dan kemenangan atas maut, dan membuatnya kehilangan semua kekuatannya. Elemen percaya inkarnasi yakni
- Salib
- Pengorbanan
- Kematian
- Dan kebangkitan
- Serta iman
Point 30
Athanasius menjelaskan bukti kebangkitan dengan fakta-fakta yang ada, yakni:
- Kemenangan atas kematian
- Kebangkitan tubuh dalam 3 hari
- Mengalahkan kuasa dosa, maut, dan iblis
Komentar WordPress
- Martir Trophimus dan Thallus dari Laodikia
Saudara-saudara kudus itu dijatuhi hukuman disalib. Menjelang eksekusi, mereka memuliakan Allah karena mereka dinyatakan layak untuk mati di kayu salib, seperti yang dilakukan oleh Juru Selamat. Para martir Kristus yang kudus terus berkhotbah dari kayu salib, dan ibu mereka yang pemberani berdiri di dekatnya. Menunjukan bahwa kesetiaan mereka sampai mati.
- Para Martir kudus Agapius, publius, Timolaus, Romulus, Aleksander, dan Dionisius
Martir Timolaus (19 Agustus) dihukum dengan cara dibakar, dan Martir Agapius dan Thekla (19 Agustus) dihukum dengan cara diterkam oleh binatang buas. Sekelompok orang Kristen muda: Publius, Timolaus, Aleksander, Aleksander yang lain, Dionisius, dan Romulus, seorang diaken dari gereja Diospolis memutuskan untuk mengakui iman mereka dan menderita bagi Kristus.
- Ikon Theotokos St. Theodore
Menurut Tradisi, ikon tersebut ditemukan oleh kakak laki-lakinya, St. George (4 Februari), di sebuah kapal kayu tua di dekat kota Gorobets. Kemudian, biara Gorodetsk Theodorov dibangun di tempat ini. Pangeran Yaroslav-Theodore menjadi Pangeran Agung Vladimir setelah saudaranya, St. George, tewas dalam pertempuran dengan bangsa Mongol di Sungai Sita. Pada tahun 1239, ia dengan khidmat memindahkan peninggalan saudaranya dari Rostov ke katedral Vladimir Dormition. Ia memberikan ikon yang ia warisi dari saudaranya kepada putranya sendiri, St. Alexander Nevsky.
- Martir Aleksander
Martir Alexander adalah seorang penatua di kota Pidana, tidak jauh dari Tesalonika. Santo ini mempertobatkan banyak orang pagan menjadi Kristen melalui khotbahnya. Selama penganiayaan terhadap orang-orang Kristen di bawah kaisar Maximianus Galerius (305-311), St. Aleksander menjadi sasaran penyiksaan yang kejam, lalu dipenggal.
- St maximus the Confessor: Third Century on Love
Kristus telah mempersiapkan sebuah altar kebajikan untuk kita gunakan melawan mereka yang menindas kita, minyak yang mengurapi nous adalah perenungan akan hal-hal yang diciptakan, cawan Allah adalah pengetahuan akan Allah, belas kasihan-Nya adalah Logos ilahi-Nya, rumah adalah kerajaan di mana semua orang kudus akan berdiam, dan panjangnya hari adalah hidup yang kekal.
- St. Simenon Sang Teolog Baru
St. Simeon terpukau oleh kecintaannya pada keindahan rohani, dan berusaha untuk mendapatkannya. Selain Peraturan yang diberikan oleh sesepuh, hati nuraninya mengatakan kepadanya untuk menambahkan beberapa Mazmur dan sujud, dan mengulangi terus menerus, “Tuhan Yesus Kristus, kasihanilah aku.” Tentu saja, dia mengindahkan hati nuraninya.
- St. Pionius & St. Limnus dari Smirna
Hieromartyr Pionius dan Hieromartyr Limnus, serta para Martir Sabina, Makedonia, dan Asclepiades menderita selama penganiayaan terhadap orang-orang Kristen pada masa pemerintahan Kaisar Decius (249-251). Mereka menderita di Smirna, sebuah kota dagang di tepi timur Laut Aegea.